Senin, 31 Maret 2014

Alasan Tetap Mencintai Negeri Sendiri

0

Inilah alasan aku masih tetap cinta Indonesia :
  1. Aku cinta Indonesia, karena Indonesia itu seperti selebritis dunia..terkenal karena kecantikannya, dimanfaatkan karena potensi kekayaan sumber daya alamnya. Sekalipun sering berakhir dengan eksploitasi, tapi Indonesia masih bisa membuktikan ketenarannya lewat prestasi anak bangsa yang mendunia hingga ke Negara Adi Daya.
  2. Hanya di Indonesia, dalam setahun bisa beberapa kali hujan batu dan yang hebatnya yang buat hujan itu adalah orang Indonesia sendiri. Woowww !
  3. Aku cinta Indonesia,karena  Indonesia adalah Paru-Paru dunia , sejuk dan rindang dikelilingi berjuta hektar kawasan hutan lindung serta dikelilingi berjuta hektar kawasan hutan produksi..
  4. Aku cinta Indonesia, karena murahnya. Hanya di Indonesia, aku bisa kenyang hanya dengan makan 1 nasi bungkus lengkap dengan makanan khasnya tahu tempe dengan harga Rp.3.000,-.
  5. Aku cinta Indonesia, karena di negeri inilah kedua orangtuaku mencari nafkah demi membiayai pendidikan ku, di Negeri inilah pertama kalinya aku menginjakkan kakiku ketika aku berusia satu tahun, di Negeri inilah aku mengenal banyak sekali orang-orang unik dari yang suka makan beling kaca sampai yang bisa membakar tubuh sendiri.. Amazingg... !

Aku cinta Indonesia,, sangat cinta. Seribu alasan pun yang muncul untuk membencinya, tetap saja selalu ada alasan untuk kembali mencintai dan menjaganya.  

Indonesia, get well soon .. :’)

Rabu, 30 Oktober 2013

Ketika Cermin Tak Lagi Jujur

0

Ketika Cermin  Tak Lagi Jujur

Yogyakarta,juli 2007
Pada siapa kita akan bertanya
tentang kecantikan raga ini
bukan lagi setabur bedak atau olesan gincu menjelang tidur yg tak terlihat. . .
namun kehampaan jiwa yg renta menisik jiwa yg resah.
Kemana ku bwa resah ini ketika sahabat tak lebih sebagai penghianat
membawa dosa pada siapa jika Tuhan tak lagi dipercaya..
Jika hingga detik terakhir cermin tak lagi jujur, ,mengadulah pada hatimu. . .

Rabu, 25 Januari 2012

Efektifkah ?

0

Keadilan di Negeri ini sungguh sangat menyesakkan dada  setiap orang yang ingin mendapatkannya bahkan akan mencapai kata ngeri untuk hanya sekedar membahasnya. Jangankan keadilan di meja hijau, akses untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas saja rasanya sulit sekali. Inilah kisah saya, seorang mahasiswi Fakultas Hukum JUrusan Ilmu Hukum di Sebuah  Universitas kebanggaan saya. Bagi setiap mahasiswa hal yang terbaik yang mungkin mereka bisa lakukan adalah menjadi tenar dengan mendapat nilai dan prestasi terbaik di kampusnya.
Begitupun dengan saya. Saya tentu saja tidak ingin dibilang terlalu “cupu” untuk masalah pendidikan. bukan sombong, tapi inilah seleksi alam. Semua menginginkan hasil yang terbaik, yah tentu saja dengan usaha yang keras pula. Awal semester menjadi mahasiswa baru fakultas hukum, semangat yyang begitu menggebu-gebu bagaikan anak panah yang melesat kencang dari busurnya, itulah saya. Segala bentuk pengurusan administrasi pendidikan, saya selesaikan dengan baik. Tidak peduli dosennya malas masuk, atau dosennya hanya aktif sendiri, sungguh saya tidak peduli waktu itu, yang saya pikirkan hanyalah mendapatkan nilai yang baik dengan mengisi full  absen tanpa alpa satu pun. Yah, itu semester kemarin. Sekarang, saya sadar betapa tidak penting daftar hadir sekarang... faktanya nilai hanya di lihat dari hasil final. Ini sungguh salah satu bentuk kekecewaan saya.
                Saya kecewa bukan karena nilai saya anjlok. Saya kecewa karena nilai keadilan di kampus penegak hukum sama sekali tidak ada. Okelah, untuk pengurursan KRS skrg bisa dengan teknologi yang canggih kata anak muda sekarang sistem online  tapi lihat... apa yang saya dapatkan dari kehadiran 80% bbahkan lebih, apa yang saya dapatkan dari tugas2 20%? Apa yang saya dapatkan dari seringnya saya menjawab pertanyaan, membrikan tanggapan di depan kelas ?
Apakah dengan sedikit kesalahpahaman dapat membuat nilai kita dapat K ? seharusnya sebagai pengajar harus melihat berbagai sisi dimana letak kesalahpahaman yang sebenarnya. Daftar hadir satu semester masih tulis tangan. Daftar hadir hilang. Lima Kelas digabung dalam satu ruangan. Efektifkah ?
MARI KITA BERPIKIR.....

Jumat, 18 November 2011

10 November 2011-Alhamdulillah....The Winner is....

0

PKM-GT atau Program Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis Tingkat Unhas yang diikuti oleh puluhan mahasiswa dari tiap fakultas ini mendapatkan perhatian khusus dari pihak rektorat. Terbukti dari terselenggaranya acara ini dengan lancar, tepat waktu bahkan sangat tepat waktu.
Icmi Tri Handayani, Gunawan , dan Muh.Nur dari Fakultas Hukum Unhas berhasil meraih juara satu dalam ajang tingkat unhas tersebut. Adapun judul yang berhasil membawa mereka kepada kemenangan yaitu : " "SEGMENTASI BIDANG DAN PENGAWASAN BERKALA SEBAGAI UPAYA OPTIMALISASI FUNGSI DAN WEWENANG OMBUDSMAN DI INDONESIA DALAM UPAYA MEWUJUDKAN PELAYANAN PUBLIK YANG SESUAI DENGAN PRINSIP GOOD GOVERNANCE"